Minggu, 27 November 2011

Wisata Danau Kelimutu (NTT)


Danau Kelimutu terletak dipuncak Gunung Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Secara administratif Danau Kelimutu berada diantara 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Wolowaru, Kecamatan Ndona dan Kecamatan Detsuko.
Kelimutu berasal dari kata Keli (artinya: gunung) dan Mutu (artinya: mendidih). Danau Kelimutu terdiri dari tiga kubangan raksasa yang terbentuk dari kawah yang ada dipuncak Gunung Kelimutu dengan ketinggian ± 1.640 meter diatas permukaan laut. Pada tanggal 26 Februari 1992 kawasan Danau Kelimutu ditetapkan sebagai Taman Nasional, wilayahnya meliputi 5 kecamatan yaitu Detsuko, Ndona, Ndona Timur, Wolojita dan Kelimutu.
Danau Kelimutu merupakan salah-satu obyek wisata di Indonesia, yang juga merupakan salah-satu wisata andalan di Pulau Flores. Banyak turis mancanegara yang datang ke Danau Kelimutu sehingga membuat namanya terkenal sampai ke berbagai belahan dunia.

Hal –Hal Yang Menarik Pengunjung
Danau Kelimutu mempunyai keunikkan tersendiri, yaitu masing-masing kubangan mempunyai warna air yang selalu berubah-ubah setiap tahunnya. Danau Kelimutu merupakan salah-satu keajaiban yang ada didunia ini, indah dan misteri.
Ketika Danau Kelimutu mulai dikenal oleh masyarakat luas, warna masing-masing kubangan adalah merah, biru dan putih, kemudian setiap tahunnya mengalami perubahan warna. Menurut informasi dari Taman Nasional Kelimutu, dalam waktu 25 tahun ini Danau Kelimutu sudah mengalami perubahan warna sebanyak 12 kali. Sejumlah peneliti mengatakan bahwa perubahan warna ini bisa saja diakibatkan dari perubahan komposisi kimia air kawah akibat perubahan gas gunung api, meningkatnya suhu air kawah, pembiasan sinar matahari, pantulan dinding kawah, pantulan dasar danau, kandungan mineral yang ada didalam kawah, batu-batuan dan biota jenis lumut.
Danau Kelimutu adalah salah-satu keajaiban alam yang sangat unik dan sering juga disebut sebagai Danau Tiga Warna atau Danau Tri Warna.

Disekitar Kawasan Kelimutu, pengunjung dapat juga melihat dan menikmati keindahan alam, seperti air terjun, tempat pemandian air hangat, sawah dan jalan-jalan terjal yang melingkar disepanjang punggung bukit.
Bagi yang menyukai kegiatan hiking, kawasan Kelimutu adalah kawasan yang bagus untuk kegiatan hiking.
Di Kawasan Kelimutu terdapat juga hutan dengan berbagai floranya, seperti kayu merah, pinus, bunga edelweiss, cemara. Terdapat juga fauna, seperti ayam hutan, rusa, babi hutan, elang.

Perjalanan menuju Danau Kelimutu
Dengan menggunakan pesawat, berangkat dari Kota Kupang ibukota NTT menuju Kota Ende di Pulau Flores, waktu yang diperlukan ± 40 menit perjalanan.
Sesampai di Kota Ende, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menuju ke Kampung Moni yang terletak di Desa Kaonara, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende, dengan menggunakan angkutan umum minibus dan untuk menuju Kampung Moni dibutuhkan waktu ± 3 jam perjalanan dengan menempuh jarak sejauh 93 km. Dari Kampung Moni menuju Puncak Danau Kelimutu masih harus berjalan sejauh ± 2,5 km.

Fasilitas Yang Tersedia di Kawasan Danau Kelimutu
Tersedia lahan parkir mobil dan sepeda motor, losmen, homestay, cottage, pondok jaga, shelter, MCK.

Saat Terbaik Untuk Berkunjung Ke Danau Kelimutu
Waktu yang terbaik untuk melihat Danau Kelimutu adalah di pagi hari ketika matahari terbit. Ketika memasuki pukul 9 pagi waktu setempat, sekitar danau mulai diselimuti oleh kabut dan akan berkabut sampai sore hari sehingga akan menghalangi pandangan pengunjung.

Perlengkapan Yang Wajib Dibawa
Udara dikawasan Kelimutu cukup dingin, maka perlu untuk membawa baju hangat atau jaket.

Sekilas Informasi :
Di Kabupaten Ende, penduduk setempat menyebut ketiga kubangan ini dengan sebutan Tiwu Ata Mbupu (Danau Orangtua), Tiwu Nua Muri Ko’o Fai (Danau Muda-Mudi) dan Tiwu Ata Polo (Danau Tukang Tenung).
Tiwu Nua Muri Ko’o Fai dan Tiwu Ata Polo hanya dipisahkan dinding terjal selebar 15 sampai 20 meter dengan ketinggian dindingnya antara 50 sampai dengan 150 meter tingginya. Sekitar 300 meter disebelah barat Tiwu Nua Muri Ko’o Fai terletak Tiwu Ata Mbupu.

Dikaki Gunung Kelimutu terdapat penjual kain tenun Lio. Kain tenun Lio adalah hasil karya buatan tangan masyarakat setempat.

sumber....
http://indonesia-indahnya.blogspot.com/2009_04_01_archive.htm
http://nibung.blogspot.com/2011/01/wisata-danau-kelimutu-ntt.html

Objek Wisata Bandung Selatan

Peta ini dinamis dan bisa anda rubah disesuaikan dengan lokasi tempat anda berada dan tujuan yang anda inginkan. Bacalah terlebih dahulu petunjuk yang ada di kolom sebelah kanan untuk memudahkan penggunaannya.
 
Situ Patengan.
 
Situ Patenggang Bandung
Merupakan sebuah danau alam yang terletak di perkebunan teh ranca bali, berjarak sekitar 47 Km dari kota Bandung. Merupakan kawasan wisata yang berudara sejuk dan segar, sangat jauh dari polusi. Di pinggir danau terdapat banyak perahu yang dapat disewa untuk wisatawan mengelilingi danau.
 
Traveler Tips : Mengunjungi tempat ini sebaiknya di pagi hari sampai dengan siang hari, karena di sore hari biasanya kabut sudah turun. Kabut di situ patengan sangat pekat bahkan jarak pandang bisa hanya 1-2 meter saja sehingga tidak akan terlihat pemandangan apa-apa. Untuk sewa perahu mengelilingi danau sebaiknya anda melakukan tawar menawar harga terlebih dahulu. Biasanya harga yang ditawarkan sektar Rp 10.000 s/d Rp. 15.000 / orang.
 
Kawah Putih.
Masih terletak di kawasan ranca bali, berjarak sekitar 44 Km dari kota Bandung atau tepatnya di desa Sugih, kecamatan Pasir Jambu. kawah putih adalah sebuah danau kawah dari gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut. Kawah ini merupakan salah satu kawah dengan kadar keasaman belerang tertinggi di dunia, oleh sebab itulah pemerintah kolonial belanda pernah membangun pabrik belerang di tempat ini.
 
Keunikan objek wisata ini adalah kawahnya yang berwarna putih, udara di sini sangat dingin bahkan bisa mencapai 0- 2 derajat celcius di musim-musim tertentu.
 
Traveler Tips : Sama seperti situ patengan pada sore hari di kawah putih biasanya turun kabut yang sangat pekat. Di samping itu kadar belerang menjadi sangat tinggi sehingga kawah ini sering ditutup pada sore hari.
 
Kebun Strawberry.
 
Kebun Strawberry
Wisata petik strawberry saat ini merupakan wisata yang sangat digemari oleh wisatawan.
 
Strawberry merupakan produk agrowisata unggulan dari kabupaten Bandung, khususnya di daerah Ciwidey. Di daerah ini terdapat banyak sekali kebun strawberry tradisional sampai dengan kebun dengan pengelolaan profesional. Anda bebas memilih kebun mana yang anda senangi dan memetik sendiri langsung.
 
Traveler Tips : Strawberry kualitas baik justru terdapat di luar musim hujan, karena sifatnya yang mudah rusak / busuk jika sering terkena air hujan. Apabila anda berkunjung di saat musim hujan, sebaiknya memilih kebun strawberry yang tertutup / menggunakan green house.
 
Cimanggu.
Daerah Ciwidey sangat kaya dengan sumber air panas alami. Salah satunya dimanfaatkan oleh perum perhutani sebagai kolam renang Cimanggu. Kolam Cimanggu memiliki fasilitas parkir yang luas, tempat bermain anak-anak, dll.
 
Ciwalini.
Seperti halnya Cimanggu, Ciwalini juga memanfaatkan pelimpahnya sumber mata air panas alam. Kolam renang ini berada di lingkungan perkebunan teh Walini yang sejuk.
 
Traveler Tips : Cimanggu kolam dan area parkirnya luas + dilengkapi dengan tempat bermain anak-anak, tetapi ciwalini memiliki air yang lebih jernih..
 
Ranca Upas.
Sebuah komplek bumi perkemahan yang ada di sekitar areal tanaman Eucalyptus, sejenis tanaman yang berasal dari benua Australia. Kawasan ini berjarak 41 Km dari pusat kota Bandung, dan terletak di ketinggian 1.700 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara rata-rata 18 derajat celcius.
 
Di tempat ini juga terdapat penangkaran rusa yang menjadi daya tarik bagi wisatawan.
 
Situ Cileunca.
Situ Cileunca adalah sebuah danau yang ada di daerah Pangalengan. Danau ini merupakan danau buatan yang luasnya 1.400 Hektar dengan dikelilingi bukit-bukit dan berlatar belakang pegunungan.
 
 
Selain berfungsi sebagai objek wisata yang menarik, situ Cileunca juga berfungsi sebagai sumber air bagi pembangkit tenaga listrik. Air dari danau dialirkan melalui sungai Palayangan, yang juga sering digunakan sebagai arena ber-arung jeram / rafting. Peket rafting di sungai Palayangan
 
Pekebunan Teh Malabar.
Gunung Malabar yang memiliki pesona alam perkebunan teh dengan udara yang sejuk alami, sangatlah cocok untuk kegiatan olah raga jalan kaki / tea walk sambil ber rekreasi. Di tengah-tengah perkebunan terdapat macam-macam bangunan kuno yang masih terawat dengan baik, seperti guest house, perumahan administratur perkebunan pada masa penjajahan sampai dengan makam K.A.R. BOSSCHA.
 
Pemandian Air Panas Cibolang.
Sebuah wana wisata pemandian air panas alam yang terletak di dalam hutan rimba berbatasan dengan kebun teh. Terletak di kaki gunung Wayang pada ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut, dengan suhu berkisar 18 derajat celcius. Sangat cocok untuk wisata keluarga dengan fasilitas yang cukup lengkap.

sumber..
www.indotravelers.com 
http://nibung.blogspot.com/2011/03/objek-wisata-bandung-selatan.html

Wisata di Jam gadang (sumatera barat)


Kota Bukittinggi yang berudara sejuk terletak di Propinsi Sumatera Barat dengan ibukotanya Kota Padang. Kota Bukittinggi mempunyai sebuah ikon kebanggaan yaitu Jam Gadang yang terletak di jantung Kota Bukittinggi. Jam Gadang ini dibangun pada tahun 1926 pada masa Pemerintahan Hindia Belanda pada waktu dulu. Jam Gadang artinya adalah Jam Besar, karena jamnya cukup besar dan jam ini adalah merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker yang pada waktu itu menjabat sebagai Controleur/ Sekretaris Kota di Bukittinggi. Jam Gadang ini dibangun oleh seorang arsitek yang bernama Yazid Sutan Gigi Ameh dan perletakan batu pertama pembangunan Jam Gadang ini dilakukan oleh putra pertama Rook Maker yang pada saat itu masih berumur 6 tahun.
Dari puncak menara jam, pengunjung dapat melihat keindahan Kota Bukittinggi, Gunung Sago, Gunung Singgalang, Ngarai Sianok. Disekitar Jam Gadang terdapat Istana Bung Hatta atau Tri Arga, Hotel Novotel, Plaza Bukittinggi.

Spesifikasi Jam Gadang
Jam Gadang ini mempunyai denah dasar bangunan berukuran 13 x 4 meter, tingginya adalah 26 meter, posisi bangunan tapak dan tangganya adalah menghadap kearah Pasar Atas dan didirikan diatas kawasan Taman Sabai Nan Aluih didepan Istana Bung Hatta. Jam Gadang terdiri dari empat buah jam yang diletakkan pada empat sisi bangunan menara dan masing-masing jam ini berdiameter 80 cm.
Puncak dari menara Jam Gadang ini telah mengalami beberapa kali perubahan bentuk, awalnya puncak dari menara berbentuk bulat dengan diatasnya berdiri patung ayam jantan, kemudian ketika penjajahan Jepang, puncaknya dirubah menjadi bentuk klenteng. Dimasa kemerdekaan, bentuk dari puncak menara Jam Gadang dirubah lagi menjadi bentuk atap bergonjong empat rumah adat Minangkabau dan bermotifkan pucuk rebung.

Jam Gadang Mempunyai Keunikkan
Terlepas dari salah penulisan atau memang disengaja, Jam Gadang mempunyai sebuah misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini, misteri itu adalah sebuah keunikkan dari Jam Gadang yaitu angka empat pada jam yang seharusnya kalau ditulis dalam angka empat Romawi adalah IV tetapi malah ditulis dengan empat buah angka satu Romawi yaitu IIII (umumnya penulisannya adalah IV).

Jam Gadang Sebagai Pedoman
- Ditetapkan sebagai titik nol Kota Bukittinggi
- Dijadikan penanda/ markah tanah Kota Bukittinggi
- Sebagai salah-satu ikon Propinsi Sumatera Barat

Rute Perjalanan Ke Jam Gadang
Dari Kota Padang, dengan angkutan umum diperlukan waktu sekitar 2 jam perjalanan untuk sampai ke Kota Bukittinggi, kemudian dengan angkutan kota perjalanan dapat dilanjutkan menuju ke lokasi Jam Gadang.

Obyek Wisata Lain Di Sekitar Bukittinggi
Obyek wisata lainnya yang dapat dikunjungi adalah Ngarai Sianok, Gua Jepang.

Fasilitas Yang Tersedia
Terdapat penginapan, hotel, hotel berbintang dan fasilitas lainnya.

sumber........
http://indonesia-indahnya.blogspot.com
http://nibung.blogspot.com/2011/01/wisata-di-jam-gadang-kota-padang.html

Berwisata Di Taman Nasional Lorentz (PAPUA)


Taman Nasional Lorentz adalah sebuah taman nasional yang luasnya mencapai 2,5 juta hektare atau mencapai 25.000 km² dan merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara. Secara administratif pemerintahan, Taman Nasional Lorentz berada pada wilayah Kabupaten Paniai, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Fak-fak dan Kabupaten Merauke, Propinsi Papua, Negara Indonesia.
Sebagian besar dari kawasan Taman Nasional Lorentz masih merupakan hutan perawan yang belum terusik keaslian alamnya, disamping itu Taman Nasional Lorentz terdiri dari lembah-lembah dengan lereng curam dan terjal, dengan ketinggian tempat antara 2.000 sampai 6.000 meter dpl, Puncak Jaya adalah puncak tertinggi.
Taman Nasional Lorentz merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di kawasan Asia Tenggara dan kawasan Pasifik. Kawasan Taman Nasional Lorentz merupakan salah-satu diantara tiga kawasan di dunia yang memiliki gletser di daerah tropis, yang membentang dari puncak gunung (5.030 meter dpl) yang diselimuti oleh salju hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura.
Taman Nasional Lorentz memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan juga memiliki keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan. Diperkirakan kebudayaan yang ada dikawasan ini telah berumur 30.000 tahun lamanya dan merupakan tempat kediaman para suku di Papua yaitu suku Dani Barat, Asmat, Amungme, Nduga, dan Sempan.
Diperkirakan masih ada lagi sekelompok suku yang hidup terpencil di hutan belantara ini yang belum mengadakan hubungan dengan masyarakat modern.
Pada tahun 1999, kawasan taman nasional ini ditetapkan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai Situs Warisan Dunia yang memiliki 43 jenis ekosistim dan juga sebagai kawasan daerah tropis yang memiliki gletser.

Cara Mencapai Papua
Dari pulau lain di Indonesia, Papua dapat dicapai melalui jalan udara maupun melalui jalan air.

Cara Mencapai Taman Nasional Lorentz
Di Papua, Taman Nasional Lorentz dapat dicapai dengan melalui beberapa kota, antara lain melalui Timika (Kab. Mimika), Enarotali (Kab. Paniae), Nabire (Kab. Nabire), Wamena (Kab. Jayawijaya), Mulia (Kab. Puncak Jaya), Meroke (Kab. Meroke).
Semua kota-kota yang tersebut diatas dapat dijangkau dengan transportasi udara dari Biak dan Jayapura dengan waktu tempuh antara 1 sampai dengan 2 jam perjalanan.

Hal-hal Yang Dapat Dilakukan Di Papua
Pengunjung dapat melakukan kegiatan rekreasi dan wisata alam, seperti menikmati keindahan alam yang masih alami, menyusuri hutan bakau dan nipah dipantai, mendaki gunung, menjelajahi hutan tropis, melihat berbagai jenis satwa, menyusuri sungai, menikmati keindahan air terjun, menikmati keindahan Danau Larson, Danau Hoguyugu, Danau Dyscovery, melihat dan mengamati budaya setempat dan sebagainya.
Hal lainnya adalah melakukan penelitian untuk ilmu dan pengetahuan.

sumber...
http://indonesia-indahnya.blogspot.com/2009_05_01_archive.html
http://nibung.blogspot.com/2011/01/berwisata-di-taman-nasional-lorentz.html

Objek Wisata di Kota Palembang

Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang juga merupakan ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota ini dahulu pernah menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya, sebelum kemudian berpindah ke Jambi. Bukit Siguntang, di bagian barat Kota Palembang, hingga sekarang masih dikeramatkan banyak orang dan dianggap sebagai bekas pusat kesucian di masa lalu.

Palembang merupakan kota tertua di Indonesia, hal ini didasarkan dari prasasti Kedukan Bukit yang diketemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 16 Juni 682 Masehi[2]. Maka tanggal tersebut dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang.

amperaJembatan Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari Jepang. Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat jabatan Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi. Pada masa kemerdekaan, gagasan itu kembali mencuat. DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan pembangunan jembatan kala itu, disebut Jembatan Musi dengan merujuk na-ma Sungai Musi yang dilintasinya pada sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956. Usulan ini sebetulnya tergo-long nekat sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal hanya sekitar Rp 30.000,00. Pada tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan, yang terdiri atas Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar, dan Gubernur Sumatera Selatan, H.A. Bastari.
Pendampingnya, Walikota Palembang, M. Ali Amin, dan Indra Caya. Tim ini melakukan pendekatan kepada Bung Karno agar mendukung rencana itu. Usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang, yang didukung penuh oleh Kodam IV/Sriwijaya ini kemudian membuahkan hasil. Bung Karno kemudian menyetujui usulan pembangunan itu. Karena jembatan ini rencananya dibangun dengan masing-masing kakinya di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir, yang berarti posisinya di pusat kota, Bung Karno kemudian mengajukan syarat. Yaitu, penempatan boulevard atau taman terbuka di kedua ujung jembatan itu. Dilakukanlah penunjukan perusahaan pelaksana pembangunan, dengan penandatanganan kontrak pada 14 Desember 1961, dengan biaya sebesar USD 4.500.000 (kurs saat itu, USD 1 = Rp 200,00).

smb
Museum Sultan Mahmud Badaruddin, bangunan yang dibangun kembali dan dibongkar habis dan memang sebelumnya merupakan lokasi Benteng Kuto Lamo berdiri keraton Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo atau Sultan Mahmud Badaruddin I (1724-1758). Tahun 1821 keraton ini mendapat serangan dari Pemerintah Belanda dan pada tanggal 7 Oktober 1823 oleh Reguting Commisaris Belanda J.L Van Seven House diperintahkan bongkar habis untuk menghilangkan monumental Kesultanan Palembang dan membalas dendam atas dibakarnya loji Sungai Aur oleh Sultan Mahmud Badaruddin I pada tahun 1811. Bangunan ini selesai tahun 1825 dan selanjutnya dijadikan komisariat Pemerintah Hindia Belanda untuk Sumatera Bagian Selatan sekaligus sebagai kantor Residen.
Pada tahun 1942-1945 gedung ini dikuasai oleh Jepang dan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI kembali dikuasai pemerintah RI, pada tahun 1949 gedung tersebut dijadikan kantor Toritorium II Sriwijaya dan tahun 1960-1974 digunakan sebagai Resimen Induk IV Sriwijaya. Berdasarkan hasil penelitian dari Tim Arkeologi Nasional tahun 1988 ditemukan pondasi batubata dari Kuto Lamo di atas tumpukan balok-balok kayu yang terbakar di lokasi tersebut. Menurut perhitungan bangunan Benteng Kuto Lamo dimasa Sultan Mahmud Badaruddin I resmi ditempati pada hari Senin tanggal 29 September 1737 maka balok-balok itu umurnya lebih dari itu. Nama Museum Sultan Mahmud Badaruddin diabadikan untuk mengingat dan menghargai jasa-jasanya.


bkbBenteng Kuto Besak adalah bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang. Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besar di prakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758 dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803. Sultan Mahmud Bahauddin ini adalah seorang tokoh kesultanan Palembang Darussalam yang realistis dan praktis dalam perdagangan Internasional serta seorang agamawan yang menjadikan Palembang sebagai pusat sastra agama di Nusantara. Menandai perannya sebagai sultan ia pindah dari Keraton Kuto Lamo ke Kuto Besak. Belanda menyebut Kuto Besak sebagai nieuwe keraton alias keraton baru.
Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 dengn arsitek yang tidak diketahui dengan pasti dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan dipercayakan pada seorang Tionghoa. Semen perekat bata dipergunakan batu kapur yang ada di daerah pedalaman Sungai Ogan ditambah dengan putih telur. Waktu yang dipergunakan untuk membangun Kuto Besak ini kurang lebih 17 tahun. Ditempati secara resmi pada hari Senin pada tanggal 21 Feburari 1797. Berbeda dengan letak keraton lama yang berlokasi di daerah pedalaman, keraton baru berdiri di posisi yang sangat terbuka, strategis, dan sekaligus sangat indah. Posisinya menghadap ke Sungai Musi.


Pulau Kemaro di tengah-tengah Sungai Musi Palembang, Sumatra Selatan, merupakan salah satu objek wisata andalan pemerintah dan masyarakat di provinsi itu. Pulau yang berjarak sekitar lima kilometer dari jembatan Ampera itu tiap tahun dikunjungi pelancong luar negeri. Wakil Gubernur Sumatra Selatan Eddy Yusuf di Palembang, Sabtu (27/2), mengatakan, setiap perayaan Cap Go Meh turis luar negeri selalu berkunjung ke Pulau Kemaro. Selain untuk mengikuti upacara keagamaan mereka juga menikmati suasana pulau yang menarik tersebut. Menurut Eddy, Pulau Kemaro sudah menjadi objek wisata andalan. "Pulau Kemaro merupakan objek wisata yang luar biasa, sehingga harus tetap dipelihara," kata Eddy. Yang lebih utama perlu ada promosi rutin, sehingga objek wisata yang ada, termasuk Pulau kemaro, semakin dikenal masyarakat luar. Pulau Kemaro, salah satu pulau di Sungai Musi, menjadi spesial bagi warga Palembang, khususnya penganut agama Budha karena keberadaan pagoda di sana yang dibangun tahun 2006 serta mitos sejarah. Di Pulau Kemaro terdapat Klenteng tempat sembahyang warga Tionghoa yang sering dikunjungi masyarakat Sumatra Selatan, termasuk wisatawan luar negeri khusus pada saat perayaan Cap Go Meh.

Taman Wisata Alam Puntikayu merupakan satu-satunya hutan wisata di sumatera selatan, letaknya yang strategis ( 6 km dari pusat kota ) . kawasan TWA Puntikayu merupakan kawasan konservasi yang konsep pengembanganya berdasarkan pada prinsip - prinsip perlindungan keaneka ragaman jenis Tumbuhan hayati dan satwa. Potensi TWA punti kayu berupa  panorama hutan pinus ( pinus mercussi ) yang memiliki nilai estetika pemandangan yang menarik, serta adanya hewan liar yaitu : kera ekor panjang, Macaca Fasicicularis), Beruk ( Macaca Nemistriana ) dll. Hutan Wisata Punti Kayu, secara geografis terletak antara 103° 11’ - 103° 40” Bujur Timur, 3° 11’ - 3° 12” Lintang selatan, yang secara administrasi pemerintahan terletak di daerah wilayah Kecamatan Sukarami Kota Palembang Propinsi Sumatera Selatan.
Hutan Wisata Punti Kayu mempunyai potensi strategis dengan batas-batas kawasan. Sebelah Utara berbatsan dengan jalan Kol. H. Burlian dan tanah milik Pemda Sumatera   Selatan. Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan penduduk. Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah milik Departemen Pertanian, Departemen  Kehutanan dan Pemda Sumatera Selatan. Sebelah Barat berbatasan dengan daerah rawa-rawa Talang Buruk.

Kambang Iwak Family (KIF) Park adalah sebuah tempat rekreasi keluarga yang terletak di taman kota Palembang Kambang Iwak, Bukit Besar. Tempat ini digunakan untuk menjadi tempat untuk joging. Pohon-pohon yang rindang dan kolam membuat kami merasa segar dan nyaman. Jika Anda datang di malam hari, Anda akan menemukan pemandangan yang lebih menarik di sini. Lampu memainkan warna di sepanjang garis bertiga-tiga dan juga di Raintree. Di KIF Park, kita dapat menemukan banyak toko-toko makanan, minuman ringan seperti es krim, kopi, dll Untuk makanan seperti nasi goreng, steak, dll Salah satu toko makanan di sini adalah KIF Corner, yang menyediakan makanan Palembang seperti Pempek, Model , Pindang Tulang, Iga, Nasi Minyak, Kerupuk, kemplang, dan cookie. Serta jenis dan rasa es, jus dan milk shake.  Ada tiga area hotspot Kambang Iwak Family (KIF) Park kita dapat menggunakan, yang KIF Park, Anjungan Bank Sumsel, dan Cafe KI. Fasilitas ini dapat digunakan oleh semua pengunjung dari 2 sampai larut malam. Selain itu, anak-anak dapat menikmati arena anak-anak di Taman ini. Memang tempat berkumpul yang nyaman untuk keluarga dan teman-teman.

sumber..
www.epastarbus.com
http://nibung.blogspot.com/2011/03/objek-wisata-di-kota-palembang.html